Pada 24 Mei, juru bicara Tentara Nasional Libya (LNA) mengklaim bahwa 13 pesawat tempur Turki ditembak jatuh di dekat kota Tarhunah dalam beberapa hari terakhir, seperti dikutip dari southfront.org
Mayor Jenderal Ahmed al-Mesmari membantah laporan baru-baru ini yang mengklaim bahwa unit-unit tentara LNA telah kabur dari pinggiran ibukota, Tripoli, setelah pangkalan udara Al-Watiya jatuh ke tangan LNA. Juru bicara itu mengatakan tentara LNA saat ini sedang “merelokasi pasukannya.”
“Angkatan Bersenjata Libya telah membuat perubahan besar dalam 72 jam terakhir,” kata juru bicara itu.
Menurut Mayor Jenderal al-Mesmari, Angkatan Udara Libya (LAF) sekarang, sekali lagi, memulihkan kedaulatan atas sebagian besar negara itu.
Dalam dua hari terakhir, dua drone yang teridentifikasi Wing Loong II buatan China telah jatuh ditembak oleh pasukan Turki penyokong GNA, drone-drone tersebut dioperasikan oleh pasukan Uni Emirat Arab (UEA) yang menyokong LNA. Sedangkan Beberapa drone lainnya adalah Bayraktar TB2 buatan Turki yang ditembak jatuh oleh LNA.
Laporan terbaru mengklaim bahwa LAF menerima beberapa jet tempur Mig-29 buatan Rusia. Di sisi lain, Turki dilaporkan akan menggunakan lebih banyak sistem pertahanan udara untuk mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) dan mempertahankan posisi yang telah dikuasai dari LNA.
Pasukan LNA dan GNA bersiap untuk pertempuran besar di Libya barat, kemungkinan di sekitar Tarhunah. Kedua belah pihak tampaknya tidak tertarik dengan penyelesaian politik saat ini.
Posting Komentar untuk "Perang Drone Buatan China dan Turki di Libya"