Pemerintahan Joe Biden di Amerika mendapat kecaman keras setelah mengambil keputusan untuk mengirimkan senjata peluru tank yang mengandung uranium (depleted uranium) untuk Ukraina setelah nampak putus asa karena perang dengan Rusia yang terus berlarut-larut.
Amunisi uranium yang akan dikirim peluru untuk tank Abrams M1 yang saat ini sudah digunakan oleh Ukraina.
Diberitakan Reuters, salah satu pejabat mengatakan bahwa paket bantuan yang akan datang akan bernilai antara $240 juta hingga $375 juta.
Para pejabat mengungkap nilai dan isi paket itu masih dalam tahap penyelesaian. Gedung Putih juga belum memberikan keterangan terkait hal itu.
Meski Inggris telah lebih dulu mengirim amunisi depleted uranium ke Ukraina pada awal tahun ini, namun pengiriman AS ini dinilai berpotensi menimbulkan kontroversi.
Penggunaan amunisi depleted uranium telah diperdebatkan dengan sengit, dengan penentang seperti Koalisi Internasional untuk Melarang Senjata Uranium mengatakan ada risiko kesehatan yang berbahaya dari menelan atau menghirup debu depleted uranium, termasuk kanker dan cacat lahir.
Sebagai produk sampingan dari pengayaan uranium, depleted uranium digunakan untuk amunisi karena kepadatan ekstrimnya memberikan peluru kemampuan untuk dengan mudah menembus lapisan baja dan terbakar sendiri dalam awan debu dan logam yang membakar. Meskipun depleted uranium bersifat radioaktif, namun kandungannya jauh lebih sedikit dibandingkan uranium yang dihasilkan secara alami, meskipun partikel-partikelnya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama. AS menggunakan amunisi depleted uranium dalam jumlah besar pada
Posting Komentar untuk "Amerika Kirim Senjata Amunisi Uranium ke Ukraina"