Pasukan Rusia telah diamati menggunakan sistem penebar ranjau ISDM Zemledeliye di Ukraina, menandai debut alutsista tempur itu untuk kali pertama di medan perang.
Video yang beredar di media sosial sejak 27 Maret menunjukkan dua kendaraan meluncurkan salvo penuh masing-masing 50 roket bermuatan ranjau, rekaman itu konon diambil di Kharkiv Oblast.
Alutsista ini secara khusus dikembangkan untuk Pasukan Insinyur Angkatan Bersenjata Rusia dalam kerangka R&D ‘Zemeldeliye-I’, dan bagian dari kontrak Desember 2013 yang disepakati antara Kementerian Pertahanan Rusia dan NPO Splav . Berbasis di kota Tula Rusia, NPO Splav adalah pengembang dan produsen terkemuka sistem peluncuran roket ganda.
Sistem ini pertama kali diluncurkan selama Parade May Day 2020 di Moskow dan batch awal diperkirakan telah dikirim ke Pasukan Artileri Medan pada awal tahun yang sama.
Sebuah sistem yang lengkap terdiri dari kendaraan peluncuran dengan 50 roket 122 mm yang dimuat dengan ranjau anti-personil atau anti-tank yang dapat tersebar, dan kendaraan transloader yang dilengkapi dengan derek pengisian ulang di bagian belakangnya.
Sistemnya, roket-roket tersebut berisikan masing-masing 100ranjau/roket. meledak di udara kemudian menebar ranjau ke tanah sesuai sasaran.
Human Rights Watch (HRW) telah memprotes penggunaan senjata ini pada 28 Maret. Menyebutnya sebagai senjata yang sangat bahaya bagi warga sipil yang tidak bersalah. Sistem ranjau yang ditebarkan ini, pemicu ledakanya menggunakan sensor jarak bukan karena injakan kaki seperti ranjau konvensional.
HRW mengutip sebuah laporan berita untuk mengidentifikasi tambang tersebut sebagai POM-3 atau “Medali” yang diluncurkan oleh sistem peletakan ranjau ISDM Zemledeliye dari jarak jauh.
Sehari kemudian, Janes mengutip video media sosial untuk melaporkan bahwa dua sistem Zemledeliye seluler menembakkan salvo sekitar 100 roket bermuatan ranjau di Kharkiv.
Posting Komentar untuk "Debut Roket Penebar Ranjau Rusia di Ukraina"