Serangan balas dendam dilancarkan para demonstran anti kudeta di Myanmar. Kali ini mereka memburu dan siap mengeksekusi anggota keluarga dari personel militer Myanmar.
Serangan ini sangat berbahaya dan bisa segera menimbulkan perang saudara yang mengarah ke pembantaian massal kepada anggota militer.
Sebuah aktifis pro demonstran, membocorkan data anggota keluarga dari 170 personel militer di Facebook. Mereka pun melancarkan serangan doxxing dengan membanjiri komentar dan kotak pesan dengan ancaman dan kata-kata kotor.
“Kami di sini untuk menghukum keluarga militer atau orang-orang yang mendukung militer. Jangan pernah memaafkan, jangan pernah lupa!,” bunyi halaman Facebook tersebut.
Situs dan halaman Facebook terkait kampanye itu memiliki 67.000 pengikut sebelum ditutup. Isinya merinci informasi pribadi orang-orang dari kerabat junta, seperti tempat kerja, universitas, dan tautan ke akun media sosial mereka.
Pihak facebook bergerak cepat dengan menutup akun tersebut. Namun data-data yang telah bocor tersebut kemudian menyebar di berbagai akun lainya disertai seruan sebagai sasaran balas dendam.
Beberapa pengamat mengatakan bahwa aktor dari seruan serangan ini adalah orang-orang Myanmar di luar negeri yang tidak setuju dengan Militer, terutama mereka yang menjadi musuh politik junta militer.
Para pengamat HAM memperingatkan bahwa data ini bisa menjadi awal dari serangan pembunuhan massal kepada keluarga personel militer dan nantinya akan timbul serangan balik dari militer. Sehingga perang saudara bisa meletus hebat di Myanmar.
Posting Komentar untuk "Serangan Balik, Demonstran Buru Keluarga Militer Myanmar"