Presiden Turki, Reccep Tayyib Erdogan dikritik keras kaum oposisi Turki karena dinilai Pro China dalam menyikapi konflik yang dialami oleh Etnis Uighur di China.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang telah lama menganggap dirinya sebagai pembela hak-hak Muslim yang diakui secara global. Namun sikap dan perlakuanya adalah etnis Uighur yang menjadi pengungsi di Turki dianggap memalukan Bangsa Turki.
Erdogan, yang sering berpidato mencela Barat dan Israel karena penganiayaan terhadap Muslim dan mengutuk meningkatnya Islamofobia, dia tampak diam tidak mengecam perlakuan China terhadap minoritas Uighurnya.
“Mereka mengatakan kepada kita sebagai pembela Muslim terbesar, tetapi mereka gagal mendengar tangisan saudara-saudari kita yang disiksa karena mengatakan mereka adalah Muslim Turki,” kata Meral Aksener dari Partai Baik Turki yang beraliran kanan-tengah dalam pidatonya Rabu kepada para anggota parlemennya yang mengecam anggota parlemen Partai AKP Erdogan yang berkuasa.
Etnis Uighur memang dari ras Turki, adat budaya mereka lebih mirip dengan Bangsa Turki dibandingkan Bangsa Han, CHina.
Parlemen Turki juga mengundang seorang pengungsi Uighur di Turki bernama Nursiman Abdurasid untuk memberikan kesaksianya tentang kekejaman Kamp KOnsentrasi di China. Namun selama bersaksi, televisi nasional Turki menghentikan siaran langsungnya.
Stasiun penyiaran pemerintah tidak memberikan penjelasan atas insiden tersebut, tetapi kejadian itu menjadi viral di media sosial yang diberi label dengan tagar “AKPsilenceUigh.”
Rekaman video dari kesaksian Abdurasid di Parlemen Turki menjadi viral di sosial media. Dia berbicara mengenai bagaimana saudara dan orang tuanya ditempatkan di kamp-kamp penahanan China dan menyerukan dunia Muslim dan kemanusiaan untuk membantu komunitasnya.
Erdogan sendiri dikabarkan sedang berencana untuk mendeportasi ratusan ribu pengungsi Uighur kembali ke China. Jika ini terjadi, maka akan sangat memalukan bagi jati diri bangsa Turki, kata Meral Aksener
Posting Komentar untuk "Oposisi Turki Kecam Erdogan Karena Tunduk Pada China Soal Etnis Uighur"