Amerika Serikat dilaporkan menilai Indonesia masih belum pantas menggunakan pesawat 5G karena selama ini belum menggunakan pesawat dengan teknologi 4 atau 4,5G. Lompatan teknologi yang jauh dinilai akan menyusahkan bagi Indonesia.
Sebagai jalan keluar, Indonesia disarankan untuk memiliki jet tempur generasi 4 dan 4.5 sebelum memiliki F-35 yang merupakan jet generasi 5.
Nah masalahnya, pesawat generasi 4,5G yang ditawarkan AS “hanyalah” F-16 Block 72 Viper. Nahh kira-kira masih layak enggak sih pesawat hasil upgrade F-16 generasi ketiga ini untuk jadi senjata penggentar?
Dikutip dari website Lockheed Martin, F-16 Block 72 yang diberi nama Viper ini diklaim menghadirkan teknologi mutakhir dengan harga dan biaya operasional terjangkau.
Inti dari konfigurasi F-16 Block 72 adalah radar Active Electronically Scan Array (AESA), subsistem avionik berbasis commercial off-the-shelf (COTS), layar resolusi tinggi dalam format besar, serta data berkecepatan tinggi dan bervolume tinggi.
Kemampuan operasional F-16 Block 72 ditingkatkan melalui Link-16 Theater Data Link, Sniper Advanced Targeting Pod, navigasi GPS presisi, dan Sistem Penghindaran Tabrakan Tanah Otomatis (Auto GCAS) .
APG-83 memberi F-16 kemampuan radar tempur Generasi ke-5 dengan hardware dan software yang sama dengan radar F-22 dan F-35 AESA.
Pesawat ini dilengkapi dengan Sistem Peperangan Elektronik (EW) Pertahanan Terintegrasi Terintegrasi Lanjutan (AIDEWS). Sistem EW internal itu sepenuhnya terintegrasi dengan subsistem avionik lain dan memberi pilot kesadaran situasional yang kuat dengan Radar Warning Receiver digital dan kemampuan gangguan aktif yang kuat.
Sistem EW ini juga mewakili teknologi digital EW paling modern yang tersedia, memberikan perisai elektronik yang aman terhadap rudal anti-pesawat dan ancaman dari radar musuh.
Fitur utama lain dari konfigurasi F-16 Block 72 adalah Center Pedestal Display (CPD) baru yang memberikan citra taktis kritis kepada pilot pada layar 6×8 inci resolusi tinggi. Tampilan resolusi tinggi memungkinkan pilot untuk memanfaatkan sepenuhnya data AESA dan Targeting Pod.
CPD baru memungkinkan peta bergerak berwarna, lebih besar dan lebih mudah untuk mengelola situasi udara-ke-udara, fungsi zoom dengan kemampuan untuk mengalihkan informasi di antara tampilan, dan tampilan digital dari Data Instrumen Penerbangan. CPD juga kompatibel dengan Night Vision Imaging System (NVIS).
Pesawat ini diklaim memiliki kecepatan terbang 1.500 mph (March 2+). Untuk masa pakai, pesawat ini dapat terbang dan bertarung hingga tahun 2045 dan seterusnya.
Biaya pengoperasian F-16 Block 72 diklaim 30-40 persen lebih murah dibandingkan platform Generasi ke-4.
Posting Komentar untuk "Indonesia Disarankan AS Pakai F-16 Viper Saja, Emang Masih Layak?"