Presiden Recep Tayyip Erdogan akhirnya mengakui bahwa Turki berambisi mencaplok wilayah Suriah dan Irak, di mana pasukannya menduduki wilayah yang sangat luas.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Turki itu dalam pidatonya pada 1 November di kongres Partai Keadilan dan Pembangunan di kota Samsun, Turki.
Erdogan mengingatkan pendengarnya tentang operasi militer Turki melawan pasukan Kurdi di Afrin Suriah pada tahun 2018, konfrontasi baru-baru ini dengan militer Suriah di Idlib dan serangkaian serangan terhadap Partai Pekerja Kurdistan di Wilayah Kurdistan Irak. Dia kemudian melanjutkan dengan mengklaim bahwa wilayah ini sekarang menjadi bagian dari “ibu pertiwi” Turki.
“Kami memiliki banyak martir di Idlib, Afrin, Operation Olive Branch dan Operation Claw, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa semuanya adalah untuk menjadikan wilayah ini bagian dari tanah air kita,” kata Erdogan, “Jika Anda cinta tanah air, maka Anda harus siap berjuang.” seperti dikutip dari sf.org
Saat ini, militer Turki mempertahankan ribuan pasukan bersenjata berat di Suriah utara dan di bagian utara Wilayah Kurdistan.
Dalam pidatonya, Erdogan juga membual tentang kehadiran militer Turki di Libya, di mana dukungannya memungkinkan Pemerintah Kesepakatan Nasional untuk bertahan dari serangan Tentara Nasional Libya.
Turki dilaporkan berharap untuk membangun dua pangkalan militer di Libya, tempat pasukan Turki dapat dikerahkan untuk jangka panjang.
Selanjutnya, pasukan Turki diduga mendukung serangan terakhir Azerbaijan terhadap pasukan Armenia di Nagorno-Karabakh. Ankara mengirim ratusan militan Suriah ke Baku untuk mendukung serangannya.
Di masa lalu, Erdogan menegaskan bahwa negaranya mendukung “integritas teritorial” Suriah, Irak, dan negara-negara lain di mana pasukan Turki terlibat. Nada lembut ini rupanya telah berakhir dan Presiden Turki sekarang menyiapkan landasan untuk menganeksasi wilayah negara lain, dimasukkan ke wilayah negaranya sendiri.
Posting Komentar untuk "Erdogan Akui Mencaplok Kawasan Kurdi Irak dan Kurdi Suriah Untuk Dimasukkan ke Wilayah Turki"