Kementerian Pertahanan Jepang telah secara resmi menetapkan jalan yang akan diambil dalam upayanya untuk membuat pesawat tempur berawak canggih dengan memberikan kontrak pengembangan utama kepada Mitsubishi Heavy Industries (MHI). Pada saat yang sama, pihak berwenang Jepang juga mengonfirmasi bahwa perusahaan mitra luar negeri yang belum diumumkan juga akan dilibatkan dalam program tersebut.
Pengumuman bahwa Mitsubishi Heavy Industries (MHI) akan memimpin proyek pesawat tempur masa depan, dengan tanggung jawab keseluruhan untuk pengembangan pesawat, dibuat hari Jumat kemarin (30/10) oleh Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi. Di luar pembicaraan tentang kerja sama luar negeri dalam merancang pesawat itu, juga dipastikan bahwa penyediaan mesin akan disubkontrakkan ke perusahaan lain yang masih belum dikonfirmasi.
Secara keseluruhan, pemerintah Jepang memperkirakan program pesawat tempur tersebut menelan biaya sekitar $ 40 miliar dan bertujuan untuk mengadakan pengganti pesawat Mitsubishi F-2 milik Angkatan Udara Bela Diri Jepang (JASDF) yang ada yang akan siap berdinas pada tahun 2035. Pesawat tempur masa depan Jepang tersebut secara tidak resmi dikenal sebagai FX tetapi diperkirakan akan diberi nama F-3 ketika masuk kedinasan.
Dengan pilihan pesawat tempur yang baru merupakan proyek buatan dalam negeri, atau, setidaknya, dipimpin oleh perusahaan dalam negeri, MHI adalah perusahaan yang jelas akan memimpin proyek tersebut, sebagai satu-satunya perusahaan dirgantara di Jepang yang memiliki pengalaman membuat jet tempur.
MHI membuat turunan F-16 yaitu F-2, yang merupakan penerus jet tempur F-1 supersonik buatan perusahaan yang sama, program pengembangan sebelumnya yang dimulai pada 1960-an. Perusahaan tersebut juga melakukan produksi lisensi F-4EJ Phantom II dan berikutnya pesawat tempur F-15J Eagle untuk kedinasan Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang.
MHI sendiri juga telah merampungkan satu pesawat eksperimental X-2 Shinshin yang selama ini berfungsi sebagai demonstrator teknologi untuk program pesawat tempur masa depan. Awalnya dikenal sebagai Advanced Technology Demonstrator-Experimental (ATD-X), X-2 pertama kali terbang pada April 2016.
Beberapa tujuan teknologi ambisius yang diuraikan sebagai bagian dari program penelitian X-2 akan diadopsi pada pesawat F-3 nanti. Ini termasuk struktur komposit modern, bentuk stealth, radar-absorbent material, dan sistem kontrol mesin dan penerbangan fly-by-light digital.
Di antara avionik yang ditentukan untuk dilakukan studi adalah antena radar konformal, electronic support measure, dan electronic countermeasures system, serta sistem infrared search and track. Menariknya, telah diusulkan juga agar pesawat memiliki “self-repairing flight control capability.” Ini dimaksudkan agar sistem untuk secara otomatis dapat mendeteksi kegagalan atau kerusakan akibat pertempuran dan mengaktifkan control surface yang tersisa, termasuk kemungkinan memanfaatkn thrust vectoring nozzle pesawat, untuk menjaga agar pesawat tetap terkendali.
Sumber : thedrive.com/via FP TSM Angga
Posting Komentar untuk "Jepang Butuh Bantuan Negara Asing Untuk Kembangkan Pesawat Tempur Next Generation"